Tempat Tinggal


Disebuah desa yang jauh didalam hutan hiduplah sebuah  keluarga yang  hidup tentram dan damai. Seorang suami istri yang dikaruniai 2 orang anak yaitu anak laki-laki dan perempuan. Mereka hidup sederhana ditengah hutan dengan gubuk yang kecil dan jika dalam larut malam hanya ditemani remang-remang api yang berasal dari lenteranya yang terbuat dari obor. Terkadang ketika hujan lebat mereka harus merasakan percikan air hujan di dalam rumahnya. Apapun yang terjadi keluarga ini tetap bersama walaupun sang ayah terkadang memiliki sifat yang keras.

Suatu hari Madi, sang suami merasa bosan dengan keadaannya yang setiap hari harus mengumpulkan kayu untuk dijual tetapi sang istri terus memberikan semangat kepada Madi agar tidak putus asa. Tetapi Madi terus berontak dan tidak mendengarkan ucapan istrinya. Madi ingin bekerja di kota selama beberapa minggu meninggalkan rumah dan kedua anaknya di rumah yang terpencil letaknya. Dengan amarah dan emosinya maka Madi segera pergi meninggalkan hutan.

Madi menuju kota dengan berjalan kaki yang ditempuh selama beberapa jam karena jarak kota dan desa cukup jauh, hanya dengan membawa beberapa pakaiannya yang dibungkus didalam karung kemudian digendongnya karung itu. Ketika hampir sampai di kota, Madi kelelahan dan berhenti di area terminal sejenak melepas lelahnya. Sambil mengipas-kipas leher yang kegerahan menggunakan kardus yang dia temui disebelahnya.

Tak lama kemudian datanglah seorang pria paruh baya duduk disampingnya. Kemudian pria itu bertanya kepada Madi bahwa dia ingin mencari pekerja untuk mengerjakan rumahnya dan ternyata ini adalah rezeki Madi untuk bekerja membangun rumah pak Husen. Diajaknya Madi ke dalam mobil untuk menuju ke rumah pak Husen. Madi sangat senang sekali karena pertama kalinya Madi menaiki mobil.

Ketika sampai di rumahnya pak Husen, keluarga pak Husen sangat ramah sekali dan sangat menyambut kedatangan Madi. Di rumah pak Husen, Madi bercerita tentang keadaan keluarganya di desa. Mendengar keadaan keluarganya Madi, pak Husen sangat iba dan terharu dengan kondisi keluarganya di desa. Sehingga Madi sangat senang dan beruntung sekali karena bisa bekerja di rumah pak Husen yaitu membuat saung di taman halaman belakang rumah pak Husen.

Madi sementara waktu menginap di rumah pak Husen selama pekerjaannya belum selesai. Setelah beberapa minggu akhirnya pekerjaannya membuat saung di rumah pak Husen selesai juga. Madi sangat senang sekali karena dia mendapatkan uang yang menurutnya sangat besar sekali nominalnya. Kemudian Madi ingin segera pulang menuju rumahnya untuk memberikan hasil yang diperolehnya kepada keluarganya. Tetapi pak Husen ingin memberikan pekerjaan lagi, maka setelah pulang ke rumanya maka Madi harus kembali lagi ke rumah pak Husen.

Setelah sampai ke rumahnya, Madi segera memberikan uang kepada Istri dan anak-anaknya. Keluarga mereka sangat senang sekali atas hasil yang dibawa oleh Madi. Setelah tinggal sehari di rumahnya maka Madi segera kembali bekerja di rumah pak Husen.

Setelah kembali di rumah pak Husen, Madi kembali bekerja dan mematuhi apa yang diperintahkan pak Husen. Madi disuruh untuk membeli barang bangunan berupa kayu, pintu, atap dan lain-lain yang digunakan untuk membangun rumah. Dengan uang yang banyak pak Husen tidak segan memberikan uang tersebut kepada Madi untuk membelikan barang bangunannya.

Madi berfikir dua kali, andai saja Madi membelikan barang bangunannya dengan harga yang murah dan biasa saja maka Madi akan mendapatkan untung yang lebih. Sehingga dibelinya barang-barang bangunan dengan kualitas yang rendah dan harga sangat murah, sisa dari uangnya dia gunakan untuk dihambur-hamburkan yang tidak jelas tujuan uangnya untuk apa. Ketika  barang-barang tersebut dibeli maka pak Husen segera memerintahkan untuk membangun rumah di atas bukit dekat rumah pak Husen. Madi segera membangun rumah tersebut hingga selesai dengan cara kerja yang asal-asalan. Karena rumah ini untuk orang lain sehingga dia tidak pedulikan.

Setelah Madi selesai membangun rumah, keesokan harinya di rumahnya pak Husen Madi sangat terkejut sekali karena ada istri dan kedua anaknya. Madi sangat bingung mengapa anak dan istrinya berada di rumah pak Husen. Akhirnya pak Husen menjelaskan bahwa semua keluarga Madi akan tinggal disini yaitu di rumah yang telah di bangun oleh Madi. Mendengar ucapan pak Husen Madi sangat terkejut bahwasannya rumah yang Madi buat itu asal-asalan ternyata rumah yang akan Madi dan keluarganya tinggali.
Madi pun menyesal atas apa yang dia kerjakan akibat ketidak jujuran dan kecurangan. Ternyata yang Madi buat rumah tersebut adalah hadiah dari pak Husen untuk keluarga Madi. Akibat kecurangan dan ketidak jujuran maka Madi harus menerima atas apa yang sudah dia kerjakan. Akhirnya Madi sekeluarga tinggal di rumah tersebut.


Penulis : Medah ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Tempat Tinggal ini dipublish oleh Medah pada hari Senin, April 11, 2011. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Tempat Tinggal
 

0 komentar:

Posting Komentar